Cianjur, 21 Jan 13
Sejak pulang seminar pada sabtu
pagi, aku ingin menuliskan banyak hal tentang “PASSION”. Namun, terendapkan
sampai senin malam ini baru bisa menengok layar computer lagi.
Bukan karena kesibukkan. Toh bisa
saja aku mengganti waktu tidurku dengan menulis. Tapi ini karena penyakitku
yang suka “menghubung-hubungkan”.
Betapa aku bahagia dapat
mengikuti seminar bertema Passion Of Life dengan Kang Hikmat Kurnia yang
ternyata adalah penerbit buku sekaligus penulis.
Sabtu sore, aku suntik forum
lingkar pena cianjur dengan sedikit kata-kata yang aku suka dari seminar tadi. “Hidup tidak menarik ketika tidak dipertaruhkan.”
Aku tahu, teman-teman datang ke
pekanan bukan tanpa pengorbanan. Selain waktu, tenaga juga uang. Kasarnya,
terlalu mahal! toh jaman sekarang meraup ilmu bisa via online, geratis,
praktis, dan masih banyak kelebihan lainnya. Nah ini, ujan-ujanan juga tetap
saja datang. Kenapa?
Karena inilah Passion!
Jadi, malam itu aku tidak
menuliskan apapun. Dalam otakku, ingin fokus menulis betapa bahagia aku, atas
pendalaman makna passion hari itu dan betapa bahagiaku bersama flp. Karena
“betapa bahagia” inilah, kata-kata berhamburan dan terlalu liar untukku tuang
ke dalam tulisan. Sungguh tidak sabaran mesin kata ini berproduksi, pikirku. Akhirnya,
aku memilih tidur saja.
Ahad pagi, usai pesta nyuci
bersama teman seatap, aku pergi ke RBA Ciranjang.
Hm… banyak hal yang tanpa harus
banyak dibicarakan tapi KERJAKAN! Dan pulang dari sana aku membawa dua buku
baru karya Anny Djati.
Siang ini baru kubuka bukunya
yang berjudul Biar Tua Tapi Bahagia. Isinya tentang motivasi meraih kebahagiaan
di hari tua, misalnya bagi mereka yang sudah berusia 50thn ke atas. Lho? Aku
kan baru 23 jalan. Biarlah, aku memang mencari kebahagiaan orang tua sejak
lama. Aku baca buku ini untuk Mak dan Bapak, pikirku, tapi ternyata, BUKAN
untuk mereka saja. Sebenarnya, inilah yang kucari, bagaimana
mengetahui apa yang dapat membahagiakan orang tuaku? Aku menemukannya
melalui buku ini dan lagi-lagi ini soal PASSION.
Jadi, bagaimana aku dapat
menguraikan apa itu passion?
Dalam otakku terlalu banyak hal
yang terhubung dengan kata passion. Dan ini bukan sekali atau dua kali.
Penyakitku yang selalu menghubung-hubungkan sedang kambuh. Sehingga tidak bisa
mencernanya secara sederhana dan hanya mampu dipahami oleh diri sendiri.
Mungkin karena itulah orang-orang
menuduh aku terlalu berpikir sulit, bahkan mereka yang peduli sering
mengingatkan aku untuk lebih banyak bertindak daripada bermain dalam pikiran.
Aku sedih mendengarnya. Dan hari ini aku merasa telah menemukan jawabannya. AKU
MENIKMATI PENYAKITKU dan tidak perlu merasa bersalah karenanya. Aku sangat
bahagia ketika sedang berpikir dan menghubungkan segala hal sebagai analogi.
Ini passionku. Aku hanya belum tahu bagaimana menjadikan semua ini berwujud
karya? Aku pikir, aku butuh tawakal.
Hal ini pula yang aku sadari
terhadap Mak dan Bapak.
Ketika orang-orang menuduh mereka
menderita karena harus tetap bekerja di usia senja tambah lagi dititipi dua
cucu dari kakak. Apakah mereka benar-benar menderita?
Aku tahu sebenarnya mereka
bahagia dengan kegiatannya dan segala yang mereka korbankan untuk orang-orag
terkasihnya. Tapi mereka tidak mengakuinya karena lebih mendengarkan suara dari
luar bukan innervoicenya.
Lalu darimana aku tahu mereka
bahagia?
Karena aku adalah putri bungsu
yang menjadi korban ketidakjujuran mereka!
Dibuat bingung dan serba salah.
Bahkan sempat merasa asing dan tidak ingin pulang. Hanya menangis di
perantauan. Sendirian.
Seperti aku menikmati penyakitku,
kasarnya mereka juga menikmati penderitaan mereka. Dan di dasar hati ini, tentu
itu bukanlah penyakit juga bukan penderitaan tapi kebahagiaan.
“Mak jeung Bapak mah bungah mun
hirup maraneh ge bungah! Tah lamun, kahirupan maraneh rungsing keneh ka kolot
oge malah leuwih rungsing!”
Aku simpulkan, aku harus bahagia
meski harus tega. Dan inilah pencarian makna kebahagiaan yang kemudian aku
temukan pada istilah lain yaitu PASSION.
Passion sangat relative dan
terkesan gila. Karena tidak semua orang dapat memahaminya!
Oh, betapa bahaya
passion bila tidak terarahkan sejak dini.